Annyeong...!!!
Welcome to my blog...!!!
Semoga bermanfaat...!!!
Kita bakalan share info2 terbaru seputar Film, Drama & Music Korea ^_^
Gamsahamnida...

Senin, 28 November 2011

SISTEM IMUN


SISTEM IMUN
Kristamuliana, S.Kep.,Ns.
Bagian Sistem Imunilogi dan Hematologi
STIKES Panakkukang Makassar


Istilah-istilah untuk sistem imun
Imunitas
reaksi tubuh thd masuknya substansi asing
Respon imun
kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi
Sistem imun
sel & molekul yg bertanggung jawad dlm imunitas
Imunologi
science

SISTEM IMUN
serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus

Fungsi Sistem Imun
 Sistem perlindungan terhadap infeksi dari benda asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.
sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
memberikan pengawasan terhadap sel tumor
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Kerja Sist. Imun
Bekerja dgn benar / kuat sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh

Bekerja dengan lemah / menurun  kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh

Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh

SUMSUM TULANG
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag)
  Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.

Getah bening / Limfe nodes
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik.
Terkumpul dalam situs tertentu seperti neck / cervical, axillae, inguinal

Limpa
Fungsi Limpa
Filter sel darah merah
Produksi imunoglobulin lg M
Regulasi T dan B limposit
 
MEKANISME PERTAHANAN
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
Fisik / Mekanik
kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
Biokimia
lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) menghancurkan dinding sel kuman gram positif
Laktoferin & asam neuraminik (ASI)  anti bakterial E coli & staphylococus
HCl, enzim proteolitik, empedu  lingkungan ~ cegah infeksi bakteri
Laktoferin & transferin (dr makrofag)  ikat zat besi
Lisozim (dr makrofag)  hancurkan kuman gram negatif


Sel-Sel Sistem Imun Nonspesifik
Sel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai.
Merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam. Sel-sel yang berperan dalamnsistem imun nonspesifik adalah sel fagosit, sel NK, dan sel mediator.
1. Sel fagosit
Sel fagosit terbagi dua jenis, yaitu fagosit mononuclear dan fagosit polimorfonuklear.
Fagosit mononuclear terdiri dari sel monosit dan sel makrofag, sedangkan fagosit polimorfonuclear terdiri dari neutrofil dan eusinofil.
 Sel Monosit dan Sel Makrofag
Persentase sel monosit 5 %.
Monosit bersirkulasi dalam darah hanya selama beberapa jam, kemudian bermigrasi ke dalam jaringan, dan berkembang menjadi makrofag.
Sel-sel ini menjulurkan kaki semu (psedopodia) yang panjang yang dapat menempel ke polisakarida pada permukaan mikroba dan menelan mikroba itu, sebelum kemudian dirusak oleh enzim-enzim di dalam lisosom makrofag itu.
Beberapa makrofag bermigrasi ke seluruh tubuh, sementara yang lain tetap tinggal secara permanen dalam jaringan tertentu: dalam paru-paru (makrofag alveoli), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel mikroglia), jaringan ikat (histiosit), dan pada limpa, nodus limfa, serta jaringan limfatik.
Sel Neutrofil
Neutrofil merupakan sel fagosit yang berasal dari sel bakal myeloid dalam sumsum tulang. Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih (leukosit)
Neutrofil adalah fagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah, yang berkembang menjadi makrofag besar dan aktif.
Sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk datang.
Neutrofil itu akan memasuki jaringan yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba yang ada disana.
Di dalam neutrofil terdapat enzim lisozim dan laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya yang telah difagositosis.
Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati dengan melepaskan zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag..
Sel Eusinofil
Ukuran sel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai fagosit.
Eosinofil berjumlah 2-5% dari sel darah putih.
Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah dikaitkan dengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi parasit internal (contoh, cacing darah atau Schistosoma mansoni).

2. Sel Natural Killer
Sel ini beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang khusus, memiliki granular spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperi sel tumor dan sel yang terinfeksi oleh virus.
diproduksi di dalam sumsum tulang
tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus
10 % – 20 % bagian dari limfosit perifer.

3. Sel Mediator
Sel yang termasuk sel mediator adalah sel basofil, sel mast, dan trombosit.
Sel tersebut disebut sebagai mediator dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam sistem imun.

Sel basofil dan sel mast
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya dan diduga juga dapat berfungsi sebagai fagosit.
Sel basofil dan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam darah tapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh.
Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang belakang.
Trombosit berperan dalam pembatasan daerah yang meradang, dimana apabila terpajan ke tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera maka fibrinogen, yang telah diaktifkan melalui proses berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif faktor-faktor pembekuan, diubah menjadi fibrin.
Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairan interstitiumdi ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang rusak.

Inflamasi/ Peradangan
Tahap inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat  difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan  fagositosis (respons sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan

Sistem Imun Spesifik
PERTAHANAN SPESIFIK
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang.
Sistem kekebalan adaptif / spesifik dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik.

1. Sel T
Karakteristik Sel T
Sel T tidak mengeluarkan antibodi. Sel –sel ini harus berkontak langsung dengan sasaran suatu proses yang dikenal sebagai immunitas yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler).
Sel T diaktifkan oleh antigen asing apabila antigen tersebut disajikan di permukaan suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu yang bersangkutan, yaitu, baik antigen asing maupun antigen diri harus terdapat di permukaan sel sebelum sel Tdapat mengikuti keduanya.
Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel T efektor.
Sebagian kecil tetap dorman, berfungsi sebagai cadangan sel T pengingat yang siap merespon secara lebih cepat dan kuat apabila antigen asing tersebut muncul kembali di sel tubuh.
Selama pematangan di timus, sel T mengenal antigen asing dalam kombinasi dengan antigen jaringan individu itu sendiri, suatu pelajaran yang diwariskan ke semua turunan sel T berikutnya
Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan antigen tertentu sebelum sel T teraktivasi bersiap untuk melancarkan serangan imun seluler.

 Subpopulasi sel T
Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel T berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas seluler.
Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka setelah diaktifkan oleh antigen.
 Sel T sitotoksik
Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing, misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.

Sel T penolong
Sel T yang meningkatkan perkembangan sel B aktif menjadi sel plasma, memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.

Sel T penekan
Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan penolong.

Sistem Kekebalan Humoral
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).

Antibodi / imunoblgobulin
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.

Antibodi A
Antibodi A (Immunoglobulin A, IgA) ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa.

Antibodi D
Antibodi D (Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan fragmen yang berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B

Antibodi E
Antibodi E (immunoglobulin E, IgE) memiliki peran yang besar pada alergi.
IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica,  serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium  falciparum, dan artropoda.

Antibodi M
Antibodi M (Imunoglobulin M) ditemukan pada permukaan sel B yang matang.
Berfungsi untuk mengikat bakteri.
Peningkatan jumlah IgM mencerminkan adanya infeksi baru atau adanya antigen (imunisasi/vaksinasi).

Antibodi G
Antibodi G (Immunoglobulin G, IgG) adalah imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal.
Berfungsi mengikat mikroba, menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat serangan virus.

Gangguan Sistem Imun
Lack of response (imunodefisiensi) contoh: AIDS, leukemia
Incorrect response (peny. autoimun) contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple sclerosis; penyakit Graves.
Overactive response (alergi/ hipersensitivitas) contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi

Happy studying
감사합니다