Annyeong...!!!
Welcome to my blog...!!!
Semoga bermanfaat...!!!
Kita bakalan share info2 terbaru seputar Film, Drama & Music Korea ^_^
Gamsahamnida...

Kamis, 14 Oktober 2010

Range Of Motion (ROM)

Range Of Motion (ROM)
Ns. Kristamuliana, s.Kep.


DEFENISI
Pergerakan maksimal yang dapat dilakukan dengan baik pada semua tempat.
Membuat sendi bergerak dalam rentang penuh pergerakan normalnya, hal ini dapat dilakukan secara aktif atau pasif
TUJUAN
Mencegah keaterbatasan gerak
Mencegah timbulnya kekakuan
Memperlancar sirkulasi darah
Mempertahankan fungsi gerak dan mencegah timbulnya penurunan gerakan sendi
Mengetahui sejauh mana tingkat pergerakan dari tulang sendi


Types of Range of Motion
Active Range Of Motion
Passive Range Of Motion
Active Assistive Range of Motion (We assist patient)
Active Range Of Motion
Biasa dilakukan pada :
Pasien dengan kelumpuhan sebagian
Pasien dengan istirahat total (tanpa kontraindiksi)
Point penting yang harus diperhatikan:
Pasien berperan aktif
Mengamati perkembangan dan penurunan pergerakan serta membandingkannya dengan gerak normal
Mengamati pergerakan yang abnormal dan terasa sakit

Passive Range Of Motion
Biasa dilakukan pada:
Pasien yang tidak sadar
Pasien usia lanjut dengan pergerakan lanjut terbatas
Pasien istirahat total
Pasien dengan kelumpuhan total
Point penting yang harus diperhatikan :
Stabilkan sendi-sendi pasien secara adekuat
Jangan menyebabkan nyeri yang lain akibat regangan
Lakukan 5-10 kali pergerakan seiap pergerakan sendi
Perkenalkan diri anda dengan direksi yang normal dan derajat pergerakannya pada setiap sendi
Dengar keluhan pasien
Petunjuk Pelaksanaan
Perlu untuk mematuhi aturan dokter/perawat
Jangan pernah melakukan latihan yang melampaui batas kemampuan yang dapat menyebabkan rasa sakit.
Gunakan body mekanik yang baik
Katakan pada pasien kenapa dan bagaimana
Hentikan sementara pada akhir setiap pergerakan
Lakukan dengan lembut, perlahan,pergerakan sesuai dengan ritme
Biarkan pasien membantu dengan gerakan yang bisa dilakukannya
Jaga badan pasien selalu dalam keadaan posisi tubuh yang normal
Ajari pasien cara melakukannya
Tipe pergerakan tubuh
fleksi : gerakan memperkecil sudut antara dua tulang yang menyatu.
Ekstensi : gerakan memperbesar sudut antara dua tulang yang menyatu.
Hiperekstensi : gerakan bagian-bagian tubuh yang melebihi batas normal posisi ekstensinya.
Pronasi : permukaan depan/ventral bagian tubuh menghadap ke bawah.
Supinasi : permukaan depan/ventral bagian tubuh menghadap ke atas.
Abduksi : gerakan ekstremitas menjauh dari garis tengah tubuh.
Adduksi : gerakan ekstremitas ke arah dalam.
Circumduction : rotasi ekstremitas dalam satu lingkaran penuh
Rotasi


Faktor yang berpengaruh pada posisi tubuh dan pergerakannya
Pertumbuhan dan perkembangan
Dipengaruhi usia, muskuloskeletal, & sistem syaraf
Bayi baru lahir  bergerak dgn refleksif & random
Umur 1-5 th  gerakan motorik kasar dan halus semakin baik
6-12 th  pergerakan motorik hampir menyerupai orang dewasa
Org dewasa (20-40 th)  terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi pergerakan
Usia lanjut  fungsi pergerakan menurun

Faktor yang berpengaruh pada posisi tubuh dan pergerakannya
2. Kesehatan fisik
Ditinjau dari segi sistem saraf, muskuloskeletal, vestibular apparatus, dan congenital.
Sistem saraf  parkinson, multiple sclerosis
Musculoskeletal  strains, fraktur, amputasi
Vestibula apparatus  infeksi pada telinga bag. Dalam, vertigo.
Congenital  hipdisplasia, spina bifrida.

Faktor yang berpengaruh pada posisi tubuh dan pergerakannya
3. Kesehatan mental
pada orang yang depresi atau stress kronik maka biasanya dia kehilangan semangat/tidak ada tenaga untuk beraktifitas/bergerak
4. Nutrisi
kelebihan atau kekurangan gizi memberikan pengaruh
Kurang gizi  lemah ototnya
obesitas  menghambat pergerakan
5. Persepsi diri dan perilaku
6. Faktor eksternal

Efek dari imobilytas
Sistem kardiovaskuler
Vena statis
Peningkatan kerja jantung
Pembentukan emboli dan trombus
Hipotensi autostatik
Sistem respiratory
Pneumonia hipostatik
Afilektasis
Batuk yang tidak sempurna
Efek dari imobilytas
Sistem musculoskeletas
Atropi otot
Kontraktur
Ankylosis
Osteoporosis
Sistem saraf
Perubahan sensasi
Kelumpuhan saraf perifer
Efek dari imobilytas
Sistem gastrointestinal
Gangguan pada nafsu makan, anoreksia
Perubahan pencernaan dan penggunaan nutrisi mengakibatkan konstipasi
Perubahan metabolisme protein
Sistem integumentary
Beresiko terhadap kerusakan kulit yang mengakibatkan nekrosis, ulcus pada jaringan.
Efek dari imobilytas
Sistem urinary
Batu ginjal
Infeksi saluran kemih
Retensi urinari
Metabolisme tubuh
Peningkatan resiko ketidakseimbangan elektrolit
Penurunan kadar metabolik
Perubahan pertukaran nutrisi dan gas
Efek dari imobilytas
Fungsi psikososisal
Penurunan pada konsep diri dan kurangnya tenaga
Distorsi citra tubuh
Penurunan stimulasi sensori
Peningkatan resiko depresi
Penurunan interaksi sosial